Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Miras di Tegal Jadi 9 Orang

Kompas.com - 14/05/2009, 20:52 WIB

TEGAL, KOMPAS.com - Korban tewas akibat menenggak minuman keras di Kota Tegal bertambah menjadi sembilan orang, Kamis (14/5). Sehari sebelumnya, korban tewas masih diketahui berjumlah dua orang, yaitu Lutfi (56), warga Jalan Jeruk, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat da n Ciut (45), warga Jalan Halmahera, Kota Tegal.

Tujuh korban lainnya yaitu Toro (32), warga Jalan Blimbing, Kota Tegal, Harsono alias Ondol (37), warga Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Mirdad (41), warga Jalan Kapuas, Kota Tegal, Mingsen (28), warga Kauman, Kota Tegal, Rahmad (50), warga Jala n Kapuas, Darmono (50), warga Jalan Sawo, Kota Tegal, dan Yong Sen.

Selain itu, sedikitnya tujuh orang lainnya juga sempat dirawat di rumah sakit. Hingga Kamis siang, tiga orang masih dirawat di ruang ICU RSUD Kardinah Kota Tegal. Para korban tewas maupun sakit ditemukan di tiga lokasi, yaitu Jalan Panggung Timur, Jalan Kapuas, dan Jalan Jalak, Kota Tegal.

Kepala Polwil Pekalongan, Komisaris Besar Dewa Bagus Made Suharya mengatakan, para korban diduga tewas setelah menenggak minuman keras yang dibeli dari warung milik Tomo (59), di Jalan Ciliwung, Kota Tegal.

Dari hasil penyelidikan polisi, minuman tersebut terbuat dari campuran bio etanol yang biasa digunakan untuk bahan bakar kompor, air, dan gula merah. Minuman keras tersebut merupakan hasil racikan Tomo. "Penyebab kematian masih didalami, apakah karena minum racikan Tomo saja, atau ada tambahan bahan lain dalam racikan itu," ujarnya.

Saat ini, polisi telah mengamankan Tomo dan dua anggota keluarganya, berinisial R dan S. Meskipun demikian menurut Suharya, ketiganya belum ditetapkan sebagai tersangka. Penetapan status tersangka masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut, mengenai pen yebab tewasnya para korban.

"Apabila terbukti penyebab kematian karena minuman racikan Tomo, ia dapat ditetapkan sebagai tersangka. Yang pasti orang meninggal karena habis minum itu. Tetapi secara kimia belum bisa dikatakan penyebabnya itu. Kita mencoba mencari alat bukti dulu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com