Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah... Baju Pemberian Caleg Dibakar

Kompas.com - 03/03/2009, 14:05 WIB

MATARAM, SELASA — Belasan warga Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), membakar kaus bantuan politisi dari salah satu partai politik (parpol) peserta pemilu legislatif.

Puluhan lembar baju kaus bantuan politisi itu dibakar dalam aksi massa di lapangan Karang Jangu yang terletak di sisi jalan Sriwijaya, Cakranegara, Kota Mataram, Selasa (3/3).

Baju kaus bantuan politisi yang dibakar itu berwarna dasar putih, dan warna kuning di bagian lengannya terdapat tulisan "Dewan ogoh-ogoh kota Mataram, kolaborasi dalam perbedaan, bersatu dalam pengabdian".

Mereka juga membakar puluhan lembar buku resep masakan yang salah satu halamannya terpampang foto caleg dari parpol tertentu.

Warga yang melakukan aksi massa itu menamakan diri Forum Peduli Umat Beragama, yang pada umumnya terdiri atas kaum muda. Dalam aksi itu, mereka juga membawa spanduk dan poster yang antara lain bertuliskan "stop politisi ogoh-ogoh oleh politisi busuk" dan "kembalikan ogoh-ogoh sebagai ritual agama".

Ogoh-ogoh merupakan produk ritual agama Hindu (boneka raksasa dengan wajah menyeramkan) yang diusung saat mengikuti ritual "tawur kesanga" sehari menjelang Hari Raya Nyepi.

Koordinator aksi, Ketut Supartana, mengatakan, aksi massa itu dilatari oleh ketidakpuasan terhadap ulah pihak tertentu yang membagi-bagikan baju kaos dan buku resep masakan yang salah satu halamannya terpampang foto caleg. "Baju kaus dan buku masakan dengan foto caleg itu dibagi-bagikan saat rapat pemantapan pelaksaaan "ogoh-ogoh" di kediaman ketua dewan ogoh-ogoh kota Mataram pada Minggu (1/3) lalu," ujarnya. 

Menurut dia, ogoh-ogoh merupakan produk ritual, bukan produk budaya semata, sehingga tidak boleh ditunggangi oleh politisi untuk meraih dukungan pada pemilu legislatif 9 April mendatang.

"Karena itu mereka menyatakan menolak politisasi ogoh-ogoh, dan  parpol mana pun tidak boleh campur tangan apalagi menunggangi ritual tersebut," katanya.

Warga juga mendesak pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) untuk segera membuat petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) tentang ogoh-ogoh agar keberadaannya sesuai esensinya.

"Kami juga mendesak panitia pengawas pemilu (panwaslu) untuk mencegah dan memberi sanksi tegas kepada pihak-pihak (partai politik dan caleg) mana pun yang menunggangi kegiatan ogoh-ogoh untuk kepentingan sendiri," kata Supartana.

Sementara itu, Ketua Panwaslu Kecamatan Cakranegara, Idham Ilyas yang ikut memantau aksi massa hingga pembakaran baju kaus bantuan politisi itu mengatakan, pihaknya akan memanggil para pihak guna memperjelas masalah tersebut.

"Kami akan panggil pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi masalah ini, kalau ada unsur pidana kami tindaklanjuti ke polisi, kalau pelanggaran administrasi akan diteruskan ke KPU," kata Ilyas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com