JAKARTA, KAMIS — Sejumlah mantan petinggi militer, yang memegang pucuk pimpinan di lingkungan TNI semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, menggelar pertemuan di salah satu restoran di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis (5/2).
Walau acara itu tak berselang lama setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melontarkan kecurigaan adanya gerakan ”asal bukan calon presiden berinisial S” (ABS) di kalangan petinggi militer aktif, terutama di TNI AD, mereka yang hadir menolak dikait-kaitkan dengan hal itu.
Mereka yang datang antara lain mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Bernard Kent Sondakh, dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal (Purn) Chappy Hakim.
”Enggak ada apa-apa. Pertemuan biasa saja, makan siang. Tak ada kaitan dengan isu (’ABS’) itu atau dengan masalah lain. Dulu kami biasa kok, ketemuan begini tiap bulan. Karena sudah pensiun, sekarang ya, cukup setahun sekali,” ujar Endriartono.
Ryamizard, Bernard, dan Chappy, saat ditanya wartawan seusai pertemuan, juga menyatakan hal yang sama. Mereka meminta agar siapa pun tidak memolitisasi acara temu kangen tersebut. Sambil berkelakar, Ryamizard mengatakan, pertemuan membahas masalah kuliner.
Lebih lanjut, menurut Endriartono, pernyataan Presiden Yudhoyono beberapa waktu lalu soal isu ”ABS” hanyalah penegasan agar TNI tetap netral. (DWA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.