Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Kurang Hayati Peran PSO

Kompas.com - 09/01/2009, 18:36 WIB

JAKARTA, JUMAT — PT Pertamina dinilai kurang menghayati peran kewajiban pelayanan publik atau public service obligation (PSO) menyusul berbagai kasus kelangkaan BBM dan elpiji yang terjadi sekarang ini.

Mantan Direktur Hilir Pertamina Harry Purnomo di Jakarta, Jumat (9/1), menilai, dalam menjalankan tugas PSO, yakni mendistribusikan BBM dan elpiji bersubsidi, manajemen Pertamina masih menganggap hal itu sebagai layaknya kegiatan bisnis. "Pertamina lebih mementingkan sisi keuntungan atau kerugiannya saja. Mereka lupa kalau tugas PSO itu intinya pelayanan masyarakat yang tidak boleh terjadi kelangkaan karena membuat rakyat susah," katanya.

Menurut Harry, sejumlah alasan yang dikemukakan Pertamina sebagai penyebab kelangkaan BBM yang terjadi beberapa hari lalu tidaklah tepat. Ketika itu, Pertamina mengungkapkan, ada tiga penyebab kelangkaan BBM, yakni perubahan sistem transaksi pengambilan BBM dari manual ke online dengan menggunakan sistem teknologi informasi.

Selanjutnya, kelambatan penyaluran BBM karena faktor libur panjang dan SPBU yang dengan sengaja mengurangi pembelian menjelang 1 Januari 2009 karena mengira pemerintah akan kembali menurunkan harga BBM.

Harry mengatakan, Pertamina terlihat tidak melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan sistem penebusan yang baru tersebut. "Dari kejadian kemarin, terlihat Pertamina tidak siap," katanya.

Menurut Harry, Pertamina seharusnya melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum memberlakukan sistem baru. Selain juga, BUMN itu tidak terlihat memberlakukan sistem secara bertahap, tidak menyiapkan rencana cadangan, dan memberlakukan sistem baru di saat yang tidak tepat, yakni ketika libur panjang di saat kebutuhan premium biasanya naik. "Penerapan online terlalu berisiko, jadi seharusnya dipersiapkan dengan matang," tambahnya.

Selanjutnya, mengenai alasan libur, kata Harry, Pertamina seharusnya memiliki kontrak dengan bank persepsi yang mewajibkan bank tetap beroperasi meski hari libur. "Kalau ternyata tidak ada instruksi dari Pertamina yang meminta bank tetap buka saat libur itu maka berarti Pertamina salah," ujarnya.

Menurut dia, sebagai perusahaan yang menjalankan tugas pemerintah melayani kebutuhan publik, Pertamina tidak boleh beralasan karena libur. Adapun alasan SPBU yang dengan sengaja mengurangi penebusan, kata Harry, Pertamina telah mempunyai pengawasan internal yang bisa dilakukan secara seketika.

"Setelah tutup jam kerja, Pertamina bisa memantau apakah pasokan kurang, sesuai, atau berlebih. Kalau kurang, Pertamina bisa meminta agar SPBU menambah penebusan," ujarnya.

Pertamina juga bisa memberikan kredit kepada SPBU saat libur panjang. "Sejak dulu, pemberian kredit itu ada. Bukan Pertamina yang beri kredit, tapi bank atas perintah Pertamina," katanya.

Harry juga mempertanyakan, saat stok BBM cukup bagus sekarang ini, mengapa sampai ada kelangkaan. "Pemerintah mesti menelusuri apakah ada faktor kesengajaan atau tidak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com