Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Ayam Lokal Hentikan Vaksinasi Unggas

Kompas.com - 05/01/2009, 17:36 WIB

RATUSAN peternak ayam anggota Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia menghentikan vaksinasi virus flu burung sejak Januari 2009 ini.

”Pemberian vaksin antiflu burung bagi ayam lokal sia-sia sehingga lebih baik dihentikan,” demikian dikatakan Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnain, Minggu (4/1) di Sukabumi. Dia mengusulkan, dana pembelian vaksin lebih baik untuk biosecurity dan restrukturisasi peternakan unggas sektor empat atau peternakan rakyat.

Penelitian uji lapangan H5N1 terhadap ayam lokal dilakukan pertama kali di dunia oleh lembaga Belanda, Wageningen UR, melalui lembaga swadaya masyarakat Civas di Sukabumi pada Juni 2006-Juni 2008.

Direktur Civas Albertus Mulyono mengatakan, penelitian dilakukan pada peternakan semiintensif ayam lokal dan pada peternakan tanpa pemeliharaan. Hasil penelitian pada peternakan backyard dan semiintensif adalah tingkat kekebalan tubuh ayam lokal amat rendah dan termasuk rendah.

”Dari penelitian, kami bisa menyimpulkan, vaksinasi pada ayam lokal tidak signifikan meningkatkan titer antibodi terhadap flu burung,” kata Mulyono. Vaksinasi dikatakan berhasil kalau bisa meningkatkan titer antibodi terhadap virus. Dari hasil penelitian itu, Civas merekomendasikan kepada pemerintah agar mengkaji ulang program vaksinasi.

Pelaksana Harian Direktur Kesehatan Hewan Departemen Pertanian Djajadi Gunawan tidak mengangkat telepon saat dihubungi dan tak membalas pesan singkat (SMS).

FBPI mendukung

Koordinator Bidang Perencanaan dan Pengembangan Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) Muladno mendukung FBPI. ”Secara akademis, langkah para peternak itu seharusnya diikuti kalangan lain,” katanya.

Muladno mengatakan, meski menuai protes sejak awal, ”Namun, oleh yang setuju, penggunaan vaksin terus didorong. Dengan banyaknya jenis vaksin, maka menjadi semacam bisnis. Akhirnya, dana yang dikeluarkan amat banyak, tetapi pengendalian flu burung tidak berhasil.”

Civas akan melakukan penelitian lanjutan di peternakan semiintensif. ”Penelitian yang dilakukan hanya 70 hari selama ayam dipanen. Kami ingin penelitian tak terbatas setelah panen, sekitar satu tahun,” katanya. (aha)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com