Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alergi Susu Sapi? Beri Susu Hidrolisis

Kompas.com - 20/12/2008, 09:02 WIB

SUSU merupakan makanan utama bayi. Yang terbaik tentu saja air susu ibu (ASI). Sayang, tidak semua bayi bisa mendapat ASI. Sebagai gantinya, susu formula yang diberikan kepada si bayi. Namun, tidak semua bayi bisa menerima susu tersebut karena timbul reaksi alergi.

Sita merasa bingung. ASI-nya tak mau keluar. Padahal, anaknya, Dea, belum lagi berusia 6 bulan. Ia kemudian menggantinya dengan susu formula. Namun, Dea malah mengalami diare dan warna kemerahan di kulitnya. Setelah berkonsultasi ke dokter, baru ketahuan kalau Dea alergi susu sapi.

Sekitar 2-3 persen bayi berusia 0-3 tahun mengalami alergi susu sapi (ASS). Sekitar 28 persen gejala alergi timbul setelah 3 hari minum susu sapi, 41 persen setelah 7 hari, dan 68 persen setelah 1 bulan. ASS ini, dikatakan Dr Zakiudin Munasir, Sp A-KAI, konsulen alergi imunologi anak dari FKUI, hanya terjadi pada anak yang mempunyai bakat atopik atau alergi. Hal ini terjadi karena adanya antibodi di tubuh sang anak.

Antibodi ini, yaitu imunoglobulin E (IgE), dibentuk pada orang yang memiliki bakat alergi. IgE akan bereaksi terhadap protein susu sapi. Protein ini dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Dengan kata lain, tubuh sang anak hipersensitif terhadap protein susu sapi.

Setidaknya ada 20 protein dalam susu sapi yang bisa merangsang terjadinya alergi. “Tetapi, yang sering itu adalah beta laktoglobulin,” ujar Kepala Divisi Alergi Imunologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI ini.

Belum sempurna
Kasus ASS paling sering terjadi pada usia bayi hingga 3 tahun. Ini karena, menurut konsulen alergi imunologi lulusan Academisch Ziekenhuis Groningen, Belanda itu, sistem pencernaan pada bayi, terutama yang baru lahir usia 2-3 tahun, masih belum sempurna. Hal tersebut membuat protein yang dikenali sebagai alergi akan diserap secara utuh dan tidak dipecah oleh saluran cerna.

Sejalan dengan pertambahan usia, pada saat memasuki usia 2-3 tahun, saluran cernanya sudah mulai matang. Di waktu yang bersamaan, enzim pencernaan pun telah terbentuk dengan baik. Imunoglobulin A sekretorik yang berguna menangkal protein asing juga sudah terbentuk sempurna. Pada 85 persen bayi yang mengalami ASS akan menghilang (toleran) sebelum usia 3 tahun.

“Bayi yang sudah toleran ini terjadi karena protein sudah dipecah-pecah. Sifat alergi dari protein yang ada pada susu sapi pun sudah hilang,” ujar Dr Zaki.

ASS disebut Dr Zaki sebagai salah satu jenis alergi yang bisa hilang. Gejala awal alergi pada bayi biasanya adalah gejala kulit seperti eksim maupun timbul warna kemerahan. Timbulnya ruam kemerahan pada kulit bayi juga bisa terjadi pada bayi yang mendapat ASI.

Ruam tersebut kerap dikira berasal dari ASI. Padahal, tidak demikian. Besar kemungkinan karena sang ibu mengonsumsi susu sapi maupun produk olahannya. Alergennya masuk ke ASI dan kemudian diisap oleh bayi dan menimbulkan reaksi alergi. Untuk itu, sang ibu harus menghindari susu sapi serta produk olahannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com