Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan AS Sebut Adam Malik Agen CIA

Kompas.com - 24/11/2008, 08:04 WIB

JAKARTA,SENIN-Adam Malik, wakil presiden kedua RI disebut-sebut sebagai agen CIA (Central Intelligence Agency/dinas rahasia AS). Pahlawan nasional ini bahkan disebut sebagai pejabat tertinggi yang pernah direkrut CIA di Indonesia.

Adam Malik yang dijuluki Si Kancil ini mendampingi Presiden Soeharto pada periode 1978-1983. Salah satu pendiri LKBN Antara ini pernah menjadi diplomat kunci dalam kebijakan luar negeri RI awal Orde Baru dan dubes untuk Uni Soviet.  Ia meninggal pada September 1984 atau setahun setelah tidak menjabat wakil presiden.

Keterlibatan Adam Malik sebagai agen CIA itu disebutkan wartawan New York Times, Tim Weiner, dalam bukunya Legacy of Ashes, History of the CIA (diterjemahkan menjadi Membongkar Kegagalan CIA).

Dalam buku itu, Weiner mengutip pernyataan pejabat tinggi CIA Clyde McAvoy dalam wawancara pada 2005 yang menjadi bahan buku itu. Disebutkan, McAvoy bertemu Adam Malik pada 1964, atau setahun sebelum prahara politik September 1965. ”Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik,” kata McAvoy dalam wawancara waktu itu.

McAvoy mengatakan, setelah berhasil merekrut Adam Malik, ia mendapat persetujuan untuk meningkatkan program rahasia buat mendorong persetujuan operasi rahasia di Indonesia, terutam terkait dengan persaingan di spektrum politik kanan dan kiri.

Weiner, menyebut setelah Adam Malik direkrut Clyde McAvoy menjadi agen CIA, ia berperan menggulingkan Soekarno, dan menumpas PKI. CIA pun membentuk trio yang kelak berkuasa pascatumbangnya Soekarno, yakni Adam Malik, Sultan Hamenglubuwono IX, dan Soeharto.

"Sang Duta Besar mengatakan dia bertemu dengan Adam Malik "di sebuah lokasi rahasia" dan mendapatkan "gambaran sangat jelas tentang apa yang dipikirkan Soeharto dan Adam Malik, serta apa yang mereka usulkan untuk dilakukan" buat membebaskan Indonesia dari komunisme melalui gerakan politik baru yang mereka pimpin, yang disebut Kap_gestapu," tulis Tim Weiner (halaman 331).

Pada pertengahan Oktober 1965, Adam Malik mengirimkan seorang pembantunya ke kediaman perwira politik senior Kedubes AS, Bob Martens, yang pernah bertugas di Moskow, kota tempat Adam Malik pernah bertugas sebagai duta besar.

Martens menyerahkan kepada utusan Adam Malik itu sebuah daftar yang tidak bersifat rahasia, yang berisi nama 67 pemimpin PKI, sebuah daftar yang telah dia rangkum dari kliping-kliping surat kabar. "Dokumen itu sama sekali bukanlah daftar orang yang akan dibunuh," ujar Martens.

Klaim  bahwa Adam Malik merupakan agen CIA sangat diragukan sejarawan Asvi Marwan Adam. Asvi beranggapan, selain bahwa klaim itu tidak didukung dokumen yang kuat dan saksi, Adam Malik juga telah meninggal. "Jadi ini hanya pernyataan sepihak pada seseorang yang sudah tidak mungkin memberikan konfirmasi atau jawaban," ujar Asvi, Minggu (23/11).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com