Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sop Kaki Kambing Kuah Susu

Kompas.com - 14/11/2008, 15:04 WIB

Mendengar nama masakan sop kaki kambing, yang terbayang adalah rasa gurih dan segar kuah sop dan potongan bagian kaki kambing yang lezat. Salah satu tempat untuk mencicipi menu khas Betawi itu adalah kawasan Tanahabang, tepatnya di Jalan Kyai Haji Mas Mansyur.
   
Bicara sop kaki kambing, tentu Anda biasa membayangkan deretan pedagang sate dan sop kambing di kawasan Roxi dan juga Menteng. Tapi kali ini, Warta Kota menjajal di tempat lain. Meski dari sisi lokasi, warung sop kaki kambing ini jauh dari ideal, rasa kuah yang melewati saraf perasa di lidah sungguh memuaskan lapar. 
   
Terletak di antara dua fly over yang melewati Jalan Kyai Haji Mas Mansyur, warung di sisi kiri jalan ini tampak seperti warung yang tak menjanjikan. Sederhana, ada di trotoar jalan tak jauh dari warung ini ada sekolah Jamiat Kheir dan di seberang warung ini berdiri kantor Kelurahan Kebon Kacang.
   
Menurut Hadi, si empunya warung, setiap hari—kecuali Minggu—ia membuka dagangan mulai pukul 17.30 hingga lewat tengah malam. Di warung kaki lima ini Hadi khusus menjual sop kaki dan kepala kambing, khas Betawi. Sate kambing hanya sebagai pemanis saja. ”Yang utama ya sop kaki dan kepala kambing,” ujar Hadi.
   
Pesanan pertama adalah seporsi sop kambing campur, maksudnya campuran kepala dan kaki. Sajian terdiri atas potongan bagian kepala kambing seperti lidah, tulang, telinga, mata, otak, plus kaki. Sementara pesanan sop kaki saja, isinya hanya kaki kambing. Ini semua terserah selera. Sekadar informasi, tak ada jeroan kambing di warung ini.


Ramuan kakek
   
Begitu pesanan tiba, aroma rempah langsung mengambang di udara. Kuah berwarna cokelat muda itu tak terlalu kental tapi harum rempah dan campuran bumbu sudah memberitahu calon pembeli bahwa rasanya tak akan mengecewakan. Seperti biasa, potongan tomat, emping, taburan daun bawang, ikut berjejal di dalam mangkuk. Aduk-aduk sebentar kemudian seruput perlahan. Cita rasa gurih yang berbeda ditimpal cengkeh dan rempah lain seperti jahe dan kayu manis langsung berebut di mulut.
   
Nikmat sop ini bertambah manakala semua bagian kambing tadi terasa begitu empuk saat digigit. Sensasi yang sangat berbeda dengan citra yang muncul dari posisi warung itu. Kuah sop kambing ini memang mengantarkan rasa gurih yang berbeda karena tidak menggunakan santan melainkan susu.    

Dandang sedang berisi kuah sop ini mengandung kaldu kaki kambing karena kaki-kaki kambing itu direbus di dalam dandang itu hingga empuk. ”Kita pakai susu bubuk seperti Dancow,” ujar Hadi yang sudah 12 tahun mengambilalih usaha yang semula diprakarsai oleh kakeknya HM Thoyib puluhan tahun silam.
   
Untuk seporsi sop kaki kambing Anda harus menukar dengan Rp 22.000, seporsi sop kambing campur Rp 28.000, sedangkan sop kepala kambing Rp 18.000. Sepuluh tusuk sate kambing bumbu kacang dipatok Rp 16.000.
   
Rupanya, lokasi dan kondisi tak lantas sama artinya dengan cita rasa. Lokasi dan kondisi warung ini—yang terlihat menyendiri dari keramaian—ternyata menyimpan cita rasa yang tak berubah sejak awal tahun 1970-an. ”Dari kakek, ramuan bumbu enggak pernah berubah. Dari kakek juga udah pake susu,” tutur Hadi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com