Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Greenpeace Hadang Kapal CPO di Dumai

Kompas.com - 10/11/2008, 21:13 WIB

PEKANBARU, SENIN- Sejumlah aktivis Greenpeace, Senin (10/11), menghalangi sebuah kapal pengangkut minyak sawit mentah (CPO). Selain itu, mereka juga mengecat tiga kapal lain dengan tulisan "Kejahatan Hutan" di Pelabuhan Dumai, Riau.

"Hari ini Greenpeace melakukan aksi menyoroti buruknya dampak industri kelapa sawit dan industri penebangan terhadap ekosistem lahan gambut dan hutan Indonesia, serta terhadap iklim global," kata juru kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar.

Seorang aktivis Greenpeace mengikatkan dirinya pada rantai jangkar kapal "Gran Couva" yang tengah mengangkut CPO, sehingga tidak bisa meninggalkan Pelabuhan Dumai.

Dalam aksinya itu, Bustar mengatakan, industri kelapa sawit telah merusak hutan demi memenuhi permintaan eskpor minyak sawit. 

Selain menghadang kapal, para aktivis juga mengecat sebuah tongkang yang penuh dengan kayu bulat dan dua kapal pengangkut kelapa sawit lain, di pelabuhan.  Mereka menuliskan kata-kata "Forest Crime" atau "Kejahatan Hutan" di bagian lambung ketiga kapal tersebut.

Para aktivis Greenpeace dalam pelayaran "Hutan untuk Iklim" dengan kapal Esperanza telah mengumpulkan bukti-bukti baru konversi hutan besar-besaran di Provinsi Papua untuk perkebunan kelapa sawit di konsesi Sinar Mas dekat Jayapura. Greenpeace juga menemukan pembukaan hutan baru pada hutan gambut di Riau. 

Menurut mereka, konversi hutan dan lahan gambut yang demikian pesat untuk perkebunan kelapa sawit, dan bahan bubur kertas merupakan pendorong deforestasi terbesar di Indonesia. 

"Karbon yang dilepaskan oleh kegiatan ini membuat Indonesia menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca ketiga terbesar di dunia," ujar Bustar dalam siaran pers Greenpeace. 

Dikatakan, penghentian perluasan perkebunan kelapa sawit dan industri kertas sangat penting untuk memerangi dampak perubahan iklim, mencegah hilangnya keanekaragaman hayati, dan melindungi kehidupan masyarakat yang bergantung pada hutan.

Kapal Esperanza memulai operasi di perairan Indonesia sejak 6 Oktober lalu di Jayapura, Papua.  Greenpeace menyerukan pemberlakuan sesegera mungkin penghentian sementara (moratorium) terhadap semua bentuk konversi hutan, termasuk untuk perluasan perkebunan kelapa sawit, industri penebangan, dan sebab-sebab deforestasi lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com