Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Listrik Bantu Sembuhkan Penyakit

Kompas.com - 05/11/2008, 07:31 WIB

TERAPI listrik dapat meningkatkan vitalitas tubuh dan membantu menyembuhkan penyakit seperti darah tinggi, diabetes, rematik, asam urat, kegemukan, dan kolesterol tinggi.  

"Lewat jari-jari tangan seorang penghusada terapi listrik, arus listrik yang kedengarannya menyeramkan dapat diubah sebagai energi penyembuh," kata seorang suhu terapi listrik Kusmanadji alias Cak Jie Koes di Bogor, Selasa (4/11).

Menurut Jie Koes, terapi listrik serupa dengan akupuntur. Kalau akupuntur memakai jarum, sedangkan terapi listrik dengan sentuhan jari yang mengeluarkan listrik. Secara prinsip, terapi listrik merupakan pemindahan energi listrik ke dalam badan penderita dan dikeluarkan melalui jari-jari untuk menyentuh simpul-simpol saraf dan mendorong aliran darah yang terhambat hingga lancar. 

Sekali pengobatan terapi listrik biasanya memakan waktu sekitar 30 menit, katanya. "Untuk terapi ini sekujur tubuh seorang pasien dipijat dengan tangan yang dialiri listrik. Dengan begitu, darah beku akibat makanan atau aktivitas yang dapat menyumbat peredaran darah ke jantung menjadi encer sehingga alirannya ke jantung kembali lebih lancar," kata Jie Koes.

Selain memijat dengan jari yang teraliri arus listrik, penghusada memiliki teknik pengobatan teknik listrik lainnya yakni kaki penghusada menginjak besi yang dialiri listrik.

"Pasien tak merasa sakit sebab sengatan listrik dan tubuh pasien tidak bergetar. Aliran listrik di stel sekecil mungkin agar pasien hanya merasa kesemutan di daerah bidikan alat. Arah pijatan harus menuju ke jantung," katanya.

Jie Koes juga menguasai teknik penyembuhan dengan memadukan aliran listrik dan tenaga dalam. "Tenaga dalam mempercepat penyembuhan suatu penyakit. Segala penyakit dapat ditolong asal bukan patah tulang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com