Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapindo Sesalkan Keputusan Ahli Geologi Dunia

Kompas.com - 03/11/2008, 17:49 WIB

JAKARTA, SENIN - PT Lapindo Brantas menyesalkan hasil keputusan Konferensi Geologi Internasional American of Petroleum Geologists (AAPG) 2008 di Cape Town, Afrika Selatan. Dalam konfrensi tersebut dinyatakan bencana lumpur Sidoarjo merupakan kesalahan pengeboran sumur Banjar Panji 1.  

"Keputusan tersebut diambil melalui hasil voting secara tiba-tiba tanpa melalui resume dari paper-paper pembicara. Voting itu tidak mencerminkan suatu diskusi ilmiah dan itu tidak pernah terjadi dalam presentasi ilmiah," kata Wakil Presiden Komunikasi dan Sosial Lapindo Brantas, Yuniwati Terryana, saat konfrensi pers di Hotel Le Merridien Jakarta, Senin(3/11).  

Yuniwati menjelaskan, konferensi yang berlangsung tiga hari mulai Minggu (26/10) hingga Kamis(29/10) waktu setempat dihadiri 1.800 pakar di bidang geologi dari berbagai negara. Salah satu rangkaiannya adalah membahas bencana lumpur Sidoarjo yang ketika itu hanya dihadiri 100-120 orang.  

Pada sesi tersebut Tim Lapindo memberikan penjelasan tentang bencana Lusi dan dilanjutkan dengan pembahasan sebanyak empat makalah. Anehnya setelah pembacaan empat makalah tersebut, peserta dari Indonesia tidak diperbolehkan untuk bertanya dan voting dilakukan.  

Hasilnya 42 ahli geologi menyatakan lumpur Sidoarjo terjadi karena kesalahan pengeboran, 13 ahli geologi menyatakan karena pengeboran dan gempa di Yogyakarta, 16 ahli geologi menyatakan belum bisa menyimpulkan penyebab, tiga ahli geologi menyatakan lumpur Sidoarjo terjadi karena gempa di Yogyakarta serta sisanya tidak memberikan pendapat.  

"Parahnya hasil keputusan voting tersebut dianggap mewakili seluruh peserta dan Lapindo Brantas dianggap kalah dan salah," ujar Yuniwati.  

Atas keputusan tersebut, lanjut Yuniwati, pihak Lapindo telah mengajukan surat keberatan terhadap panitia AAPG. Pasalnya berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 27 November 2007 menyatakan bahwa semburan Lusi merupakan fenomena alam, bukan akibat kesalahan dari pemboran.  

"Kami juga menginginkan diadakan kembali pertemuan tersebut dan saling mengeluarkan data-data yang dimiliki. Setelah itu dianalisis dan diputuskan bersama bersama," jelas Yuniwati.(C12-08)   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com