JAKARTA, KAMIS - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengeluarkan enam jurus ampuh menghadapi kondisi ekonomi yang kurang kondusif. Demikian diutarakan Dirut BNI Gatot M Suwondo dalam paparan kinerja BNI Triwulan III 2008 di Jakarta, Kamis (30/10).
Enam kebijakan itu adalah :
1. Memperkuat posisi likuiditas
2. Meningkatkan rasio pencadangan hingga 105 persen
3. Perbaikan kualitas aset (penyaluran kredit kehati-hatian/prudent lending, agressive NPL management and asset recovery.
4. Menjaga tingkat profitabilitas dengan pertumbuhan asset yang selektif.
5. Sustainable business model (trade finance, remittance, transactional banking, dan sebagainya).
6. Sustainable cost structure (optimalisasi alokasi sumber daya, efisiensi biaya
dan capital expenditure serta optimalisasi jaringan atau points of sales).
Dirut BNI Gatot M Suwondo mengatakan guna mengantisipasi krisis keuangan global pihaknya juga melanjutkan kebijakan perdagangan (provisi) dan secara simultan terus melakukan upaya-upaya menurunkan non performing loan (NPL). Dimana hingga akhir September 2008 coverage ratio (rasio pencadangan/NPL) telah melampaui level 100 persen yang ditargetkan mencapai 104 persen.
"Dengan rasio pencadangan tersebut tingkat kredit bermasalah (NPL-net) BNI membaik dari 4,7 persen pada periode yang sama tahu lalu menjadi 1.06 persen," sebutnya.
Menurut dia membaiknya kualitas kredit tersebut merupakan hasil dari turunnya jumlah NPL yang disertai dengan membaiknya kredit di semua segmen. Pada Triwulan III 2008, BNI juga berhasil menyelesaikan restrukturisasi kredit Bosowa senilai Rp 584 miliar yang merupakan NPL terbesar dalam portofolio kredit macet BNI," kata Gatot.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.