JAKARTA, RABU - Menghadapi perlambatan ekonomi yang mendunia haruslah banyak akal. Selain andalkan CPO di nomor satu kinerja ekspor nonmigas, minyak sawit mentah itu mesti jadi biofuel dalam negeri.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan, Diah Maulida, di Jakarta, Rabu (8/10), mengatakan ekspor CPO tetap menjadi andalan kinerja ekspor nonmigas. Menurut Diah, meski terkena Pajak Ekspor (PE) 7,5 persen selama bulan ini, ekspor CPO bakal menyentuh angka sekitar 2 miliar dollar AS.
"Umumnya kalau kita lihat, data volume ekspor bulanan rata-rata 2 miliar dollar AS. Waktu Juli hanya 600 jutaan (dollar AS -red) dan bulan kemarin mencapai satu miliar dollar AS karena PE turun dari 15 persen ke 10 persen,"jelasnya.
Diah menambahkan pemerintah sedang mewaspadai kemungkinan penurunan permintaan ekspor akibat resesi ekonomi global.
"Sekarang sudah ada peraturan kewajiban untuk menyerap CPO sebagai biofuel mulai 2009. Sehingga, paling tidak kita harapkan akan kelebihan produksi CPO kita bisa terserap ke arah sana,"tuturnya.
Kecil
Hingga akhir 2008, seturut catatan yang dikumpulkan kompas.com, produksi CPO Indonesia berada di angka 18 juta ton. Dari jumlah itu, baru 40 persen yang memiliki nilai ekspor sebagai produk turunan. Sementara, sisanya, masih merupakan bahan material. Ini berarti, meski volume besar, nilai kelapa sawit Indonesia masih relatif kecil.
Tahun lalu, tercatat, produksi CPO Indonesia mencapai 17 juta ton. Empat juta ton dari jumlah tadi diserap oleh pasar domestik.
Oleh karena itulah, apabila nantinya permintaan minyak kelapa sawit melemah karena krisis tadi, penyerapan dalam negeri harus makin meningkat. Salah satu solusinya adalah penetapan kewajiban pemakaian CPO sebagai biofuel pada 2009.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.