Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajak Laut Somalia Lepas 79 Tawanan Asal Malaysia

Kompas.com - 05/10/2008, 12:48 WIB

KUALA LUMPUR, MINGGU -  Bajak laut asal Somalia melapas 79 awak kapal yang berasal dari dua kapal pengangkut barang asal Malaysia, Sabtu (4/10), setelah diberikan sejumlah uang tebusan. Dua kapal pengangkut barang tersebut dibajak ketika sedang berada di Teluk Aden Utara di Somalia, sebuah kawasan yang tidak memiliki hukum dan pemerintahan sejak tahun 1991. Teluk tersebut merupakan salah satu wilayah paling berbahaya di dunia.  

Berdasarkan informasi salah satu awak, para bajak laut tersebut mendekati kapal mereka dengan menggunakan speed boat, yang sekilas tampak seperti perahu nelayan yang tidak berbahaya. Namun, ketika mereka sudah dekat, mereka mengeluarkan tembakan dan memanjat ke kapal pengangkut tersebut.  

Baharudin Mohamed, salah seorang awak yang dibebaskan, mengisahkan kelakuan para bajak laut tersebut. "Mereka gemar sekali mengarahkan senjata mereka ke arah kami sepanjang waktu. Kami tidak mengerti bahasa mereka. Ini membuat mereka semakin agresif," ujarnya seperti yang dilansir kantor berita Bernama.  

Nuzaihan Abd Rani, salah seorang awak kapal lainnya, mengatakan, para bajak laut tersebut telah membunuh seorang awak berkebangsaan Filipina ketika sedang berusaha menduduki kapal mereka. "Mereka mengeluarkan tembakan peringatan, yang malangnya memantul dan mengenai kepala awak Filipina tersebut," katanya seperti yang dilansir harian The Star.  

Baharudin mengatakan, bajak laut mengijinkan sanderaan Muslim untuk beribadah selama bulan Ramadhan. "Mereka mengijinkan kami untuk beribadah dan menjalankan kewajiban kami selama bulan Ramadhan," ujarnya.  

Belasan kapal pengangkut barang telah dibajak di perairan Afrika, termasuk empat di antaranya yang terjadi di dalam satu hari, namun gagal. Para bajak laut meminta tebusan uang tebusan sebesar 20 juta dollar AS untuk kapal pengangkut barang asal Ukraina yang dibajak tanggal 25 September lalu. Kapal tersebut bermuatan 33 tank dan senjata berat lainnya.  

Kepala Biro Maritim Internasional Noel Choong, mengatakan, 12 kapal pengangkut barang dengan jumlah awak lebih dari 250 orang masih berada di tangan para pembajak hingga Jumat kemarin. Sebenarnya, jika semua kapal memiliki sistem radar 24 jam, peluang untuk melarikan diri sangat tinggi. "Dengan radar tersebut, mereka dapat mengetahui setiap kapal kecil yang mendekat sehingga dapat mengambil langkah preventif," ujar Choong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com