Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memetik Laba dari Usaha Jamur Tiram

Kompas.com - 19/09/2008, 14:33 WIB

Jamur tiram, rasanya enak dan teksturnya lembut seperti daging ayam. Konon, jamur tiram atau Pleurotus ostreatus sangat baik bagi tubuh karena rendah kolesterol dan bisa membantu terapi penyembuhan penyakit, seperti asma atau kanker. Wajar, budidaya jamur tiram berkembang pesat. Permintaan pun semakin tinggi.

Siang itu udara di ruangan bertembok bilik kayu terasa lembab. Tampak dua rak kayu yang saling berhadapan memenuhi ruangan 30 meter persegi itu. Terlihat ratusan polibag yang posisinya rebah dan saling berselang saling seperti zig zag.

Di bagian atas polibag tampak tudung kecil seperti cangkang tiram berwarna putih. Inilah tanaman jamur tiram, atau dalam bahasa latinnya Pleurotus ostreatus.

Pembudidaya jamur tiram itu adalah Asepta Suryawardana. Petani pemilik usaha Indojamur itu mengatakan, budidaya jamur tiram sangat menguntungkan. Pasalnya, jamur tiram adalah jamur pangan yang memiliki banyak manfaat. Jamur tiram bisa membantu terapi penyembuhan penyakit seperti asma hingga kanker. "Jamur tiram yang teskturnya seperti ayam, juga favorit vegetarian atau orang yang tidak mau memakan daging,' kata lelaki berusia 37 tahun itu.

Permintaan jamur tiram juga cukup tinggi. Dia sendiri biasanya menjual 5 kilogram sampai 6 kilogram,jamur tiram per hari. "Bahkan, permintaan pernah mencapai 17 kilogram per hari," ujar petani jamur di Malang, Jawa Timur itu.

Biasanya, dia memasok jamur tiram itu ke pedagang di pasar-pasar di sekitar Malang. Soal harga, dia menjualnya antara Rp 7.000 sampai Rp 5.000 per kilogram. Dia mengambil marjin berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per kilogram. "Sedangkan harga jual di tingkat konsumen, antara Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kilogram," katanya.

Untung, tinggunya permintaan masih bisa diimbangi pasokan. Selain dari petani, jamur tiram juga ada yang berasal dari budidaya menengah dan besar. "Tapi, semua punya pasar sendiri-sendiri. Jadi kami saling mengisi," katanya.

Kini, budidaya jamur tiram semakin ngetren. Pasalnya, permintaan jamur tiram masih tinggi. "Bahkan, sebagian pengumpul sudah ada yang mengekspor," katanya. Asepta sendiri mampu memanen 17 kilogram jamur tiram dari 6.000 polibag per hari.

Tapi, budidaya jamur tiram ini tidak selamanya mulus, karena ada beberapa kendala. Misalnya, cuaca panas yang bisa mengganggu kelembaban ruangan dan media tanam. Maklum, jamur tiram hanya bisa tumbuh dengan kelembaban udara berkisar antara 60 persen hingga 70 persen.

Sedangkan Agung Hidayanto, pemilik usaha Payung Manfaat di Blitar, Jawa Timur mengaku bisa memanen 30-50 kilogram jamur dram per hari. Selain jamur, dia juga menjual bibit jamur dan media tanam. "Kami sering menerima pesanan dari petani jamur," katanya. Biasanya, dia menjual 10.000 log dengan harga Rp 2.500 per polibag. (Meifita Dian Handayani, Sam Cahyadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com