Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keris, dari Besi Tua ke Besi Aji (2)

Kompas.com - 11/09/2008, 02:10 WIB

Oleh Wartawan Kompas.com, IGN Sawabi

MEMBUAT keris diawali dengan pemilihan bahan baku yang baik. Dalam kasanah perkerisan ada berbagai jenis besi. Yang sering disebut-sebut ada besi Mangangkang, Pulosrani, Balitung dan sebagainya.

Tentu hanya mereka yang sudah mahir yang memiliki kemampuan memilih besi mana yang baik dan mana yang tidak baik sebagai bahan keris. Cara memilih besi bisa menggunakan berbagai cara. Masing-masing pembuat keris memiliki keterampilan berbeda-beda.

Ada yang hanya dengan cara mengamati fisik dan warna besi, ada yang harus memukul dan dari suara dentangan besi itu bisa ditentukan pilihannya. Semua itu, konon tergantung kebiasaan dari pembuat keris, dan konon pula hasilnya akan sama, karena tujuannya sama; memilih bahan yang bagus.

Besi yang sudah ditentukan, kemudian dibentuk menjadi balok lebar sekitar 5 sentimeter, tebal 2-3 sentimeter. Ada dua balok besi berukuran, bentuk dan berat dibuat sama.

Langkah kedua, menyiapkan pamor. Ada beberapa jenis pamor yang biasa dipakai. Lazimnya, sekarang para pembuat keris mempergunakan nikel. Besi nikel bisa didapatkan di pasar besi tua dengan gampang. Namun ada juga yang mempergunakan velk mobil atau sepeda motor bekas.

Untuk keris tertentu, pesanan misalnya, biasanya memakai meteorid sebagai pamor. Namun, karena barang ini sudah sangat langka, meteorid bisa "dikumpulkan" dari pedang atau keris tua yang sudah tidak terawat kemudian dilebur untuk diambil pamornya.

Jika pamor yang dipakai berupa kepingan kecil-kecil, untuk mengumpulkannya bisa diakali dengan membuat amplop dari lempengan besi. Kepingan-kepingan tersebut kemudian dimasukkan dalam amplop tersebut, disatukan dan kemudian dibentuk menjadi balok yang bentuknya sama dengan balok besi yang disiapkan di awal.

Balok berisi nikel, dijepit di antara dua balok (batangan) besi dan kemudian dibakar. Proses pembakaran diperkirakan mencapai 1.000 derajad selsius lebih. Arang kayu jati menjadi pilihan utama, karena panas arang kayu jati lebih stabil dibanding arang jenis kayu yang lain.

JIka pada bara api sudah muncul kembang api yang berasal dari balok-balok besi yang dibakar tadi, proses penempaan segera dimulai. Proses penempaan ini merupakan cara untuk menyatukan tiga balok tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com