Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Masjid Kubah Emas

Kompas.com - 02/09/2008, 21:46 WIB

CINERE, SELASA - Umumnya masyarakat mengenal masjid sebagai bangunan berkubah dan memiliki menara. Kubah masjid terbuat dari beton, marmer, atau besi baja. Jarang ada masjid yang menggunakan bahan emas sebagai kubahnya. Berdasar catatan Kompas.Com, hanya ada 7 masjid kubah emas di dunia dan salah satunya adalah masjid Dian Al Mahri di Meruyung, Kelurahan Limo, Kelurahan Cinere, Depok.

Masjid yang dibangun tahun 1999 dan dibuka untuk umum tahun 2006 ini milik pengusaha asal Serang, Banten, Dian Djurian Maimum Al-Rasyid. Istimewanya, masjid ini menggunakan kubah berlapis emas 24 karat dari Italia.mencapai lokasi ini cukup mudah. Selain dengan kendaraan pribadi, dapat digunakan angkutan umum dari terminal Depok menuju Parung. Dari sini, perjalanan bisa dilanjutkan dengan ojek menuju jalan Meruyung. Jika menggunakan kendaraan pribadi, total waktu perjalanan dari Pondok Indah, Jakarta Selatan menuju lokasi hanya sekitar 1 - 2 jam perjalanan.

Jalan menuju lokasi cukup sempit dan hanya 2 jalur. Selain itu, kondisi jalan yang penuh lubang dan berpasir kerap membuat kecelakaan terjadi di sana karena tergelincir. dengan luas bangunan 8.000 meter persegi ini berdiri di atas lahan seluas 70 hektar. Ruang utama masjid berukuran sekitar 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah.

Masjid ini memiliki enam menara (minaret) berbentuk segi enam yang dibalut batu granit abu-abu dengan ornamen melingkar. Pada langit-langit masjid terdapat ornamen bergambar langit biru lengkap dengan awannya. Sedangkan, pada puncaknya terdapat kubah berlapis emas 24 karat. masuk masjid dipisahkan antara pria dan wanita, dan di depan masjid ada tulisan dilarang masuk untuk anak berumur kurang dari tujuh tahun. Selain itu untuk masuk ke dalam masjid, diwajibkan memakai pakaian yang menutup aurat, sehingga kalau berkunjung kesana khususnya kaum hawa harus mengenakan jilbab.

Di depan pintu masuk masjid terdapat dua petugas dengan pakaian hitam yang bertugas mengingatkan pengunjung untuk mengenakan jilbab. Jika pengunjung tidak membawa, mereka akan meminjamkannya. Seorang penjaga masjid Nani (37) mengatakan selain wajib menutup aurat, pengunjung juga wajib menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan masjid. "Mba, kalau mau masuk masjid pakai jilbab," tegur Nani pada seorang pengunjung wanita yang akan memasuki masjid.

Masjid adalah tempat suci, kata Nani, jadi wajib menutup aurat. kaki atau sandal harus dititipkan di bagian penitipan, dan tidak boleh ditinggal diluar. Uniknya, penitipan alas kaki terletak di bawah tanah sehingga pengunjung harus menggunakan tangga untuk menempuhnya. Pada jam-jam sholat, tempat penitipan alas kaki ini menjadi penuh dan berjubel. Di siang hari, lantai halaman masjid sangat panas. Untunglah, ada hamparan karpet plastik warna hijau yang disediakan pihak pengurus untuk mengurangi panasnya lantai halaman masjid yang diinjak dengan telanjang kaki. Dilarang menginjak rumput yang ada di taman sekitar masjid.

Untuk pengunjung yang ingin berteduh dan sekedar beristirahat, di seberang masjid ada aula yang disediakan. Biasanya pengunjung sekedar duduk-duduk atau rebahan sambil menikmati keindahan masjid ini. Penjual asongan dilarang memasuki areal masjid. Bagi pengunjung yang ingin makan atau minum sambil melepas lelah, ada kafetaria di depan gedung aula. Selain itu, pengunjung juga bisa belanja oleh-oleh khas masjid Kubah Emas di samping kafetaria. Aneka sovenir, seperti gantungan kunci dan pin dijual dengan harga sekitar Rp 4.000-Rp10.000.sekitar masjid dibuat taman dengan penataan yang apik.

Setiap harinya, pada pagi dan sore petugas kebersihan membersihkan dan merawat taman tersebut. Sedangkan untuk parkir, disiapkan lahan seluas 7.000 meter persegi cukup untuk menampung sekitar 1.400 kendaraan. Selain itu, di depan masjid terdapat rumah tinggal pendiri masjid. Disamping rumah tinggal tersebut ada dapur umum yang digunakan untuk memasak menu buka bersama dan pengajian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com