Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Pemerintah Jangan Dianggap Aib

Kompas.com - 26/08/2008, 15:21 WIB

JAKARTA, SELASA - Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengharapkan seluruh masyarakat Indonesia tidak menilai upaya pemerintah dalam menerbitkan surat utang sebagai aib. Karena, dengan utang itu pemerintah bisa membiayai kebutuhan masyarakat yang terpenting, antara lain memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak. Pemerintah bahkan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan melalui pembelian obligasi negara, antara lain obligasi negara ritel atau ORI.

Sri Mulyani mengungkapkan hal tersebut saat berbicara dalam Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Perdana di Jakarta, Selasa (26/8).

Menurut Sri Mulyani, pihaknya meminta kepada jajaran Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan agar tidak lelah melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pembiayaan pembangunan melalui utang. Itu perlu karena saat ini masih banyak media massa yang bersikap ambivalen dalam menilai upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan anggarannya melalui utang.  

"Mereka mengatakan, pemerintah memang tidak meminjam utang ke luar negeri , tetapi banyak meminjam melalui surat utang di dalam negeri. Mereka sangat khawatir pada situasi itu. Pemahaman tersebut bisa jadi karena adanya kelemahan kami dalam memberikan pengertian," ujarnya.

Sri Mulyani mengakui, akibat pemahaman yang rendah, pembicaraan utang di Indonesia tergolong lebih sensitif dibandingkan dengan negara lain. Ibarat ada dua orang yang terkena asap, yang satu hanya batuk-batuk, sementara yang keduanya malah flu. Indonesia diibaratkan sebagai orang yang flu.  

"Masyarakat alergi terhadap utang. Tingkat alerginya relatif lebih tinggi dibanding negara lain. Atas dasar itu, jajaran Ditjen Pengelolaan Utang jangan lelah menjelaskan mekanisme dan tujuan pengelolaan utang Indonesia, tingkat risiko dan karakter utang negara itu, sehingga masyarakat tidak melihat itu sebagai aib tetap merupakan kendaraan dalam mengelola agar masyarakat ikut berpastisipasi dalam pembangunan," papar Sri Mulyani.

Saat ini, jumlah utang pemerintah mencapai 155,29 miliar dollar. Itu terdiri atas utang dalam bentuk surat berharga negara atau obligasi senilai 90,95 miliar dollar AS, dan pinjaman luar negeri sebesar 64,34 miliar dollar AS.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com