Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Ajaib Dibanjiri Warga

Kompas.com - 12/08/2008, 08:47 WIB

JAKARTA, SELASA - Rumah orangtua Alifia Nailiun Najah (7 bulan) di RT 03/08 Rawabelong, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebonjeruk, Jakarta Barat, dibanjiri pengunjung. Mereka penasaran ingin melihat bayi yang sudah diumumkan meninggal namun hidup lagi.

Sepanjang Senin rumah Alifia dibanjiri tamu yang ingin melihat dari dekat bayi "ajaib" tersebut. Alifia, anak pertama pasangan  Hendri-Buraidan menjadi pembicaraan setelah dikabarkan bangkit dari kematian. "Ajaib! Anak itu bisa tetap hidup meski sempat mengalami kondisi yang kritis," kata seorang pengunjung.

Kondisi Alifia lebih baik daripada saat meninggalkan Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Minggu (10/8). Saat itu, Alifia dalam kondisi panas dan tidak bisa menelan makanan. Hanya saja, kemarin, Alifia masih mengalami gangguan pernapasan.

Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia yang juga praktisi kesehatan dr Marius Widjajarta mengatakan Alifia adalah bayi ajaib. Menurut dia, secara teori, harapan hidup seorang pasien yang telah dipasangi alat bantu pernapasan akan kecil jika alat bantu itu dicopot.

"Pada umumnya, orang yang telah dipasangi alat bantu pernapasan atau ventilator akan meninggal dunia dalam waktu tidak lama setelah alat bantu itu dicopot. Ini pengecualian dari banyak kasus yang telah terjadi," kata Marius yang diminta pendapatnya tentang fenomena Alifia, Senin malam.

Marius menegaskan, teori medis memang bisa dikalahkan oleh kuasa Tuhan. "Jika Tuhan berkehendak apa pun bisa terjadi. Mungkin ini adalah kasus yang pertama kali terjadi di Indonesia," katanya.

Sementara itu, pihak RSAB Harapan Kita tidak berkomentar mengenai penstiwa yang dialami Alifia. Ketika WartaKota berusaha menemui Kepala Bagian Pemasaran RSAB, Emon Juha yang diberi wewenang oleh pimpinan RSAB Harapan Kita untuk memberikan keterangan kepada pers, yang bersangkutan tidak bersedia ditemui.

Melalui stafnya, Emon mengatakan tidak bisa memberikan keterangan sebelum mendapat izin dari Direktur Utama RSAB Harapan Kita. Ketika WartaKota meminta izin bertemu Direktur Utama RSAB Harapan Kita, salah seorang stafnya mengatakan bahwa untuk bertemu direktur utama harus membuat pejanjian tertulis lebih dahulu.

Seperti diberitakan, bayi Afilia dibawa pulang oleh keluarganya dari ruang perwaan RSAB Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, pada Minggu (10/8) siang setelah dirawat selama satu hari. Alifia yang menunjukkan gejala panas, kejang-kejang, dan gangguan pernapasan mengalami perawatan dengan dipasangi alat bantu pernapasan.

Keluarganya meminta Alifia dibawa pulang karena tidak punya biaya. Menurut H Hasim, kakek Alifia, saat Alifia masuk RSAB Harapan Kita, ia diminta membayar Rp 10 juta. "Saat itu, kami diminta untuk membayar uang muka Rp 10 juta. Demi kesembuhan cucu kami, saya pun mencari pinjaman untuk bayar uang muka tersebut," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com