Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPO di Semanggi Tak Efisien

Kompas.com - 31/07/2008, 09:22 WIB

JAKARTA, KAMIS - Dinas Perhubungan DKI sedang membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) sepanjang lebih dari 500 meter di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan. JPO itu akan menjadi penghubung penumpang Transjakarta yang berpindah -dari koridor 1 (Blok M-Kota) dan koridor 9 (Pinangranti-Pluit).

Kepala Subsinas Teknik Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dishub DKI, Muhammad Akbar, mengatakan, JPO itu akan menjadi yang terpanjang di Jakarta. "Kami belum hitung berapa panjangnya, tapi saya kira kurang lebih 500 meter," ujarnya.

JPO itu rencananya membentang dari depan Kapolda Metro Jaya menyusur 10 meter di atas trotoar di depan Plasa Semanggi, dan menyeberang ke median Jalan Sudirman hingga berakhir di halte Bendungan Hilir.

Menurut Akbar, desain JPO yang sedang dibangun itu merupakan alternatif pilihan setelah desain awal JPO itu ditolak oleh Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK) Dinas Penataan clan Pengawasan Bangunan DKI. Semula, dishub berencana membangun satu halte transfer clan JPO di bawah kaki-kaki Semanggi.

"Kawasan itu termasuk situs arsitektur kota, makanya kami harus mengubah desain jembatannya menjadi seperti yang sekarang ini sedang kami bangun," ujarnya.

Perubahan desain dan letak JPO itu, diakui Akbar, memiliki sejumlah konsekuensi. Di antaranya, molornya waktu penyelesaian pekerjaan dari tenggat yang ditargetkan, akhir Juni lalu. JPO itu diperkirakan baru rampung September mendatang. "Kami usahakan akhir Agustus selesai," katanya.

Perubahan letak dan desain JPO juga berakibat pada biaya pembangunan yang lebih besar dari perencanaan semula. Dan, JPO tersebut dibangun tanpa kanopi pelindung. "Dananya nggak cukup. Kanopi untuk JPO Semanggi harus dianggarkan lagi tahun depan," ajar Akbar.

Dishub beralasan, langkah itu merepakan satu-satunya alternatif untuk mengakomodasi perpindahan penumpang antara koridor 1 dan koridor 9. Padahal bagi pengguna Transjakarta, perubahan letak dan desain JPO itu akan merepotkan. Pasalnya, jarak transfer yang harus ditempuh para penumpang dengan berjalan kaki cukup jauh, 500 meter.

"Belum lagi ketidaknyamanan prasarana pendukung yang tak dilengkapi kanopi pelindung. Kalau hujan gimana?" ujar Dani, penumpang Transjakarta, kemarin.

Menurut karyawan perusahaan swasta di kawasan Tamansari, Jakarta Barat itu, seharusnya dishub tak memaksakan diri membangun JPO pada lokasi tersebut. Perpindahan penumpang sejauh 500 meter dinilai membuat perjalanan menggunakan Transjakarta menjadi tak efisien. (Warta Kota/dra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com