Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Masyarakat Geruduk Mabes Polri Tuntut Bubarkan FPI

Kompas.com - 02/06/2008, 21:03 WIB

JAKARTA, SENIN - Tokoh dari berbagai elemen bangsa ramai-ramai mendatangi Mabes Polri menutut pembubaran Fron Pembela Islam (FPI), Senin (2/5). Tindakan anarkis yang telah berulang kali dipertunjukan oleh FPI tidak bisa ditoleransi lagi. Bila tidak segera dibubarkan, akan menjadi bibit kehancuran bagunan negara demokrasi di Indonesia.

Tokoh-tokoh yang mendesak pembubaran FPI ke Kapolri itu diantaranya pengamat politik dari UI Arbi Sanit, pengamat politik Sukardi Rinakit, mantan anggota Komnas HAM MM Bilah dan Asmara Nababan, anggota DPR Efendi Choiri, Romo Beny Susatio, Malik Haramain dari GP Ansor, Hendardi dari PBHI, Yudi Latif dari Paramadina, dan beberapa anggota ICW.

Rombongan yang mengkhawatirkan tindakan-tindakan anarkis FPI ini sampai di Mabes Polri sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah menunggu beberapa saat, mereka langsung diterima oleh Kabareskrim Mabes Polri Komjen Bambang Hendarso Danuri. Sekitar satu jam rombongan berdialog dengan Kabareskrim.

"Apa yang telah dilakukan FPI ini, sudah tidak dapat ditolirer lagi, sebab FPI sudah kesekian kalinya melakukan tindakan kekerasan, sudah dapat dikatakan sebagai tindakan premanisme, untuk itu kita sepakat mendesak agar Pemerintah dan Kapolri segera membubarkan FPI," ujar Sekjen DPP GP Ansor Malik
Haramain di Mabes Polri Jakarta.

Menurut Malik, DPP GP Ansor bersama elemen lainnya sepakat untuk melakukan perlawanan terhadap aksi kekerasan yang telah dilakukan FPI. Keberadaannya sudah meresahkan masyarakat, bahkan dari DPP GP Ansor sudah memerintahkan anggota Ansor di daerah untuk melakukan pencopotan paksa papan nama FPI di berbagai daerah di Indonesia.

Hal yang sedana juga diungkapkan pengamat politik UI, Abi Sanit yang menilai tindakan yang telah dilakukan FPI dengan melakukan pengeroyokan sehingga menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka, Minggu (1/6) kemarin, tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena akan menjadi ancaman dalam kehidupan berbangsa dan beragama di Indonesia.

"Kalau ini tetap dibiarkan dikhawatirkan aksi serupa akan terulang dan berkembang terus, sehingga tidak ada pilihan lain, salah satunya FPI segera dibubarkan," ujarnya.

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) Syamsuddin Radjab menilai perbuatan yang telah dilakukan FPI sudah masuk dalam kategori perbuatan kriminal."Tindakan yang telah dilakukan FPI itu jelas sudah masuk dalam tindakan kriminal. Merekan melakukan penganiayaan dan pengeroyokan, " imbuhnya.

Menanggapi desakan dari berbagai pihak agar FPI dibubarkan, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Bambang Hendarso Danuri menegaskan, penegakan hukum tetap dilakukan. Polri akan menindak tegas siapapun yang terlibat dalam tindakan kekerasan yang terjadi di bilangan Monumen Nasional (Monas) pada hari Minggu (2/6) kemarin.

"Pembubaran FPI bukan kewenangan kita. Terimakasih atas dukungan yang diberikan segenap elemen bangsa kepada Polri. Kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meminta dibubarkan. Tapi tindakan tegas terhadap mereka yang terbukti melakukan pelanggaran hukum akan kita lakukan. Kita akan tangkap dan proses hukum," tegas Bambang seusai dialog dengan beberapa tokoh dari berbagai latar belakang ini.

(herma/ sugiyarto).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com