Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Mentah

Kompas.com - 19/05/2008, 07:59 WIB

Jangan berhenti membaca! Ini bukan bizzare food, melainkan tentang sayur-mayur yang dimakan mentah tanpa dimasak.

Sekitar 20 tahun yang lalu, saya menginap di rumah Prof. Nader Shooshtari, seorang gurubesar ilmu ekonomi di Universitas Montana. Malam-malam, sambil mengobrol, dia mengambil dua botol bir dan satu kotak tupperware dari dalam lemari es. Di dalam kotak itu terdapat berbagai sayur potong. Ada brokoli, kembang kol, wortel, batang seledri besar. Sambil minum bir, camilannya adalah sayur-mayur mentah itu. Tanpa dicocol salad dressing maupun salsa.

Apa enaknya? Pada masa itu, lidah saya belumlah secerdas dan secanggih sekarang. Saya cuma ikut-ikutan dan mencoba menikmati brokoli mentah yang rasanya langu. Juga wortel mentah terasa langu. Duh, sengsara banget jadi orang modern, ya?

Nader bukanlah seorang pemalas yang enggan memasak dan menyuguhkan sayuran mentah. Itu adalah gaya hidupnya. Gaya hidup bugar – fit lifestyle. Ketika kami seasrama di Hale Manoa, Universitas Hawaii, Nader selalu memaksa saya turun dari tempat tidur dan ikut dia melakukan push up duapuluh kali dan sit up duapuluh kali pula. Dia sendiri melakukannya sampai hitungan seratus.

Makan sayur mentah mestinya tidak merupakan tantangan berat bagi orang Indonesia. Kuliner Nusantara juga mengenal banyak sayur mentah. Karedok, misalnya, adalah kumpulan sayur mentah. Begitu juga trancam dan berbagai lalapan mentah. Tetapi, brokoli, kembang kol, paprika, dan wortel memang memerlukan acquired taste. Saya sendiri melatih lidah saya dengan makan sayur-sayur mentah itu dicocol blue cheese atau salad dressing maupun salsa. Sekarang, semua sayur mentah sudah dapat saya nikmati tanpa cocolan apapun. Tekstur dan crunchiness dari masing-masing sayur merupakan sensasi tersendiri yang sangat dapat dinikmati.

Pernah makan sup gazpacho dari Spanyol? Sup ini sebetulnya merupakan jus sayuran – paprika, timun, bawang bombai, tomat – dengan sedikit bumbu. Sama sekali tidak dimasak. Lebih baik lagi bila disimpan semalam di lemari es.

Belum lama ini saya sempat singgah di sebuah restoran yang khusus menyajikan makanan mentah. Namanya “Juliano’s Raw” di pojokan Broadway dan 6th Avenue, Santa Monica, dekat Los Angeles, California. Tempatnya sederhana. Tetapi, ternyata sudah banyak selebritis – antara lain Demi Moore – yang melanggani restoran ini.

Juliano tidak pernah menyebut nama belakangnya. Mungkin sekali dia keturunan Italia. Tetapi, di Italia, nama seperti itu dieja sebagai Giuliano. Ia selalu tampil dengan gairah yang luar biasa. Bicara dengan mata membelalak dan kedua tangannya bergerak mendukung setiap kata-katanya.

Juliano “berdakwah” tentang living food (makanan hidup), yaitu sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung the power of procreation. Sayur segar bisa ditanam lagi untuk menghasilkan sayur segar beberapa kali lipat. Demikian juga biji yang dikandung buah segar dapat ditanam untuk menghasilkan buah-buahan segar berlipat ganda. Itulah yang dimaksudnya sebagai the power of procreation. Karena itu, manusia yang hanya makan sayur-mayur dan buah segar akan menjadi “lebih hidup”.

Sebaliknya, sayur-mayur dan buah akan mati bila dimasak. Karena itulah Juliano selalu menganjurkan agar sayur-mayur dan buah tidak dimasak, agar tidak kehilangan daya alamiahnya yang luar biasa bagi kehidupan manusia. “Dead foods are dead. They spoil and rot deep in your guts, finally becoming some cancer which in a delivery of excruciating pain eats you from the inside out,” tulis Juliano dalam buku-buku yang sudah diterbitkannya tentang living foods.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com