Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memetik Untung Gede dari Mengerdilkan Kelapa

Kompas.com - 30/03/2008, 22:10 WIB

TENTU  semua orang sangat mengenal pohon kelapa. Di negeri ini, Anda bisa menjumpainya dengan sangat mudah. Maklum, pohon ini mudah tumbuh di mana pun, apalagi di kawasan tropis yang dikelilingi laut seperti di Indonesia.
Kelapa pun mudah dibudidayakan.

Bahkan kemudahan membudidayakan kelapa ini ternyata menjadi peluang bisnis yang cukup menguntungkan. Cuma, budidaya tanaman ini tak mesti harus menumbuhkannya sampai setinggi belasan meter. Ada peluang yang lebih menguntungkan dengan membudidayakan tanaman ini dalam bentuk kerdil alias bonsai.

Lantaran bentuknya yang kerdil ini, kelapa bonsai ini malah memiliki nilai nilai jual cukup tinggi dibanding bibit normalnya. Bentuknya yang mungil dan cenderung gemuk ke samping menjadikan pohon ini lebih unik. Bahkan semakin unik bentuk kelapa bonsai, semakin tinggi harga jualnya.

Apalagi, dari tahun ke tahun, penggemar kelapa bonsai ternyata terus meningkat. Hebatnya, jenis tanaman hias ini relatif tak terpengaruh oleh tren naik turun tanaman hias jenis anthurium, aglaonema, maupun adenium. Permintaan tiga jenis tanaman ini bisa sewaktu-waktu meledak. Tapi, juga bisa anjlok seketika.

Untuk tanaman bonsai, bisa saja penggemar yang sudah terpikat pada bentuk dan keunikan tanaman ini rela mengeluarkan jutaan rupiah hanya untuk mendapatkannya. Dengan kata lain, bisnis bonsaiselalu menguntungkan dan tidak pernah ada matinya.

Tengok saja usaha budidaya kelapa bonsai di Coco Bonsai. Sejak berdiri pada 1996 silam, usaha kelapa bonsai ini terus berkembang. Salah satu sebabnya, tak banyak pemain bonsai menggarap jenis tanaman ini. “Kebanyakan bonsai berasal dari tanaman keras seperti beringin, amplas, atau kawista,” kata Setio Utomo, pemilik Coco Bonsai. Padahal, kelapa bonsai juga memiliki bentuk yang unik. Bibit buah kelapanya masih terlihat di luar. Batang dan akar juga bisa dibentuk sesuai kreativitas pembuatnya.

Menurut Setio, meskipun hanya menjual satu jenis tanaman bonsai, namun usahanya tak pernah sepi pembeli. Sekarang, ia sudah mempunyai pangsa pasar tak cuma di Jabodetabek, tapi juga ke berbagai kota di Indonesia, bahkan luar negeri. “Saya punya pembeli dari Maroko, Jepang, Amerika Serikat, dan Perancis,” katanya. Untuk peminat dari luar negeri, biasanya, Setio tidak mengirim langsung. Pembeli datang dan langsung bertransaksi. Setiap transaksi, minimal mereka mengambil 300 tanaman.

Butuh modal kecil

Kelapa bonsai ini bahan bakunya bisa menggunakan berbagai jenis tanaman kelapa. Termasuk kelapa hibrida, gading, dan genjah. “Kelapa gading paling mudah dibonsai. Soalnya, bentuk tanamannya memang sudah kecil sejak awal,” jelas Setio.

Keragaman jenis ini tidak akan mempengaruhi harga jual. Setio mengaku menjual kelapa bonsai mulai dari Rp 300.000 hingga jutaan rupiah per pohon. Ia menjual tanaman kelapa bonsai rata-rata saat berumur di atas tiga tahun dengan ketinggian di bawah 50 sentimeter. “Semakin pendek tanaman dan semakin unik bentuknya, harga semakin mahal,” tutur Setio.

Untuk memulai bisnis kelapa bonsai ini, menurut Setio, tidaklah susah. Maklum, cara budidayanya tidak sulit. Soalnya, pohon kelapa bisa tumbuh di mana saja. Selain itu, modal yang diperlukan juga tidak besar. “Budidaya bonsai hanya butuh ketelatenan dalam perawatannya," tambah Setio.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com