Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Usaha Helm Kepala Tengkorak

Kompas.com - 18/03/2008, 09:12 WIB
JAKARTA,SELASA -  Jumlah pengguna sepeda motor yang tumbuh pesat telah membuka berbagai peluang usaha penunjang seputar sepeda motor. Usaha pembuatan dan penjualan perlengkapan bagi pengendara atau rider, misalnya, tumbuh marak. Salah satunya, tentu saja produk helm alias pelindung kepala.

Lantaran ada kewajiban bahwa semua pengendara sepeda motor memakai helm, suka atau tidak, mereka pun menggunakannya. Nah, demi mengurangi beban "keterpaksaan", pengendara suka memilih helm yang unik. Makanya, kita sering menjumpai helm ala tentara Nazi Jerman sampai helm bergaya ala pembalap Formula Satu.

Memproduksi helm-helm unik itulah kegiatan yang kini ditekuni oleh Decky Roverdy, pemilik Rhino Art Helmet. Ia tak cuma membuat helm yang nyaman dipakai, tapi juga menampilkan bentuk yang berbeda. Helm buatan Decky berbentuk tengkorak manusia. "Saya memang ingin membuat helm yang berbeda dari helm pada umumnya," ucapnya.

Bisa ditebak, helm tengkorak buatan Decky mampu mengundang perhatian konsumen. Awalnya, ia memasarkan helm tengkorak ini di Denpasar, Bali, pada Agustus 2007. Di sebuah outlet yang berlokasi di Legian, Kuta, dia memajang helm tengkoraknya. Di luar dugaan, outlet yang juga menjual berbagai pisau untuk koleksi itu ternyata banyak diminati para turis. "Pembelinya para turis, rupanya sekalian mereka jadikan kenang-kenangan," katanya.

Setiap bulan, di pulau Dewata saja, Decky mampu menjual 75 buah helm tengkorak. Harganya bervariasi, mulai Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per unit. "Khusus di Bali, helm seharga Rp 300.000 saya jual Rp 400.000," jelasnya. Soalnya, dia mengaku harus menanggung biaya pengiriman ke pulau Dewata.

Kini rumah produksinya yang berada di kawasan Menteng Dalam, Jakarta, mulai kebanjiran pesanan. Sebagian helm dipakai pemesan sendiri, sebagian dijual kembali. "Pembeli pertama saya dari Australia memborong dalam jumlah banyak untuk dijual ke Australia," cerita Decky. Waktu itu, si bule membeli 35 unit.

Rencananya, dalam waktu dekat, Decky akan memasarkan helm tengkoraknya ke Swedia. Ada saudaranya yang mempunyai bisnis pisau koleksi lebih dulu memasarkan ke sana.

Akan halnya penjualan di Jakarta, Decky mengaku jumlahnya masih kalah ketimbang di Bali. "Sebulan cuma laku 50 unit," ungkapnya. Tapi, belakangan ini tren permintaan mulai meningkat. Bisa jadi, semakin banyak orang tahu ada helm berbentuk tengkorak.

Selalu membuat inovasi

Sayangnya, Decky belum punya cabang pemasaran selain di Bali dan di Jakarta. "Ada, sih, yang menawarkan jadi distributor di Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang," ujarnya. Namun, sejauh ini tawaran itu masih dalam tahap pembicaraan.

Decky mengaku helm tengkorak ini berasal dari film Ghost Rider. Di film itu, bintang utamanya Nicholas Cage mengenakan helm tengkorak. Bersitan ide itu kemudian dia sampaikan kepada Renald, temannya yang jago mengolah bahan kimia.

Di awal bisnis, Decky mengeluarkan modal sebanyak Rp 5 juta. Modal itu ia gunakan untuk membeli bahan baku helm, kompresor, dan interior helm seperti gabus, tali, dan lainnya. Bahan baku lain adalah resin, talek, katalis, dan silicone rubber. "Dalam sekali produksi, saya sudah balik modal," kata Decky. Ia bilang, produksi pertama sebanyak 50 unit.

Saat ini, Decky sudah punya enam orang pekerja untuk memproduksi helm. Dalam sehari, mereka bisa produksi sampai 20 unit helm siap pakai. "Mereka harus punya ketrampilan," katanya. Saat ini, Decky sudah mempunyai sepuluh model. Menurut ia, inovasi model adalah hal terpenting. Soalnya, baru satu semester berproduksi, sudah ada peniru helm tengkorak. "Untuk mengantisipasinya, kami membuat helm dengan sentuhan berbeda," katanya.

Untuk mendapatkan model-model baru, Decky juga rajin berburu di dunia maya alias lewat internet. "Kami sering lihat tren model apa yang lagi ngetren di internet," ungkap Decky. Sekarang, ia sedang menyiapkan dua model baru. Menurutnya, terus memunculkan ide-ide baru adalah menjadi kunci sukses bisnis ini. (Avanty Nurdiana/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com