Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pink, Si Penyala Gairah

Kompas.com - 13/02/2008, 16:32 WIB

ANDA mungkin tidak pernah berpikir kenapa warna merah muda atau pink dalam bahasa Inggrisnya menjadi simbol kasih sayang. Selain membangkitkan cinta tanpa pamrih, pink juga mampu menenangkan dan menyegarkan jiwa.

Di Belanda, pink dianggap berasal dari bahasa Perancis, yaitu la rose, yang berarti bunga mawar. Warna ini sering dipakai dalam bahasa-bahasa Eropa sebagai ungkapan kasih sayang, suasana hati positif, dan rasa optimisme. Juga untuk menggambarkan orang yang sedang mabuk kepayang atau berhalusinasi. Warna juga pink sering dikaitkan dengan suasana romantis, rileks, feminin, jiwa muda, naif dan tidak berdosa, tetapi juga perasaan labil.

Karena itu, kita bisa menggunakan warna ini untuk terapi membangkitkan cinta bahka menyembuhkan gangguan penyakit, baik fisik maupun psikis. Bisa lewat media air, sinar lilin, makanan, maupun pakaian.

Warna pink mengenal beragam gradasi. Mulai dari merah muda lembut, lila, violet, lembayung, magenta, fuchsia dan ungu, hingga merah jambu yang brutal atau mencolok mata. Pink adalah warna bermacam jenis bunga dan warna bayi yang baru lahir.

Uniknya, warna merah jambu lebih dari seratus tahun yang lalu justru lekat dengan anak laki-laki. Merah jambu didapat dari campuran warna merah dan putih. Merah dianggap sebagai penggambaran ideal pria dewasa, kuat, bertenaga, dan agresif.

Pink adalah versi yang disederhanakan untuk anak laki-laki. Kalau pink identik dengan anak laki-laki, warna biru disebut sebagai warna yang cocok bagi anak perempuan.

Menurut tradisi Katolik, warna biru dihubungkan dengan Bunda Maria yang disucikan. Tradisi ini mulai berubah pada sekitar tahun 1920, sewaktu bahan pewarna yang aman mulai digunakan untuk produksi pakaian.

Dulu, anak-anak sering didandani layaknya orang dewasa. Waktu itu, seragam pelaut dan anak buah kapal sangat populer. Anak laki-laki mendapat seragam biru dan anak perempuan dibuat padanannya berwarna merah jambu.

Sakit = Kekurangan Warna
Sejak zaman Mesir kuno, kata Tom Suhalim, praktisi foto aura, warna sudah dipercaya mempunyai pengaruh yang besar pada tubuh manusia secara fisik maupun psikis. Warna memengaruhi aura tubuh. Bila tubuh kelebihan atau kekurangan salah satu warna, akan terjadi ketidakseimbangan tubuh, yang akhirnya memengaruhi kesehatan.

Seseorang yang sakit, berarti tubuhnya kekurangan satu atau beberapa unsur warna tertentu. Dengan mengaplikasikan warna yang kurang tersebut, diharapkan terbentuk kembali keseimbangan energi dalam tubuh. Tom menandaskan, terapi warna didasarkan pada fakta bagaimana manusia secara psikologis merespon warna-warna yang berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com