Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips dalam Memberi Tip

Kompas.com - 08/02/2008, 15:36 WIB

Pemberian tip dapat jadi masalah: apa yang baik di suatu negara, bisa menjadi kesalahan atau dianggap berlebih di negara lain.

Di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, seorang porter proaktif menyodorkan troli lalu menaikkan tas atau koper Anda ke troli padahal Anda tidak minta bantuan dia. Ketika Anda memberi sejumlah uang sebagai tip, si porter ngotot meminta lebih. Daripada ribut, Anda terpaksa membayar sesuai permintaannya dan merasa telah diperas. Saat hendak membayar ongkos taksi, Anda mungkin juga kesal karena sang sopir mengaku tidak punya kembalian. Sopir itu mungkin memang tidak punya kembalian namun bisa jadi itu hanya trik untuk mendapatkan uang lebih (semacam tip).

Di sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia, pemberian tip sesungguhnya bukan budaya lokal. Di Jepang, jika Anda meninggalkan sejumlah uang logam di meja makan restoran sebagai tip, waiter akan mengejar Anda untuk mengembalikan uang Anda. Singapura bahkan punya aturan yang melarang pemberian tip. Sementara di New York, jika Anda meninggalkan uang kurang dari 15 persen dari total belanjaan saat keluar dari restoran, reservasi Anda di kemudian hari mungkin tidak akan diterima.

Sulit untuk menentukan berapa angka yang pantas ketika memberi tip apalagi di Asia dengan beragam budaya dan kebiasaanya. Jika Anda berkesempatan berkunjung ke kota-kota di Asia-Pasifik, berikut ini sejumlah tips dalam memberi tip.

JAKARTA

Tip bukan merupakan budaya lokal tetapi pengaruh internasional telah mengubah beberapa tempat jadi kebarat-baratan demi mengais sejumlah rupiah. Restoran: restoran-restoran mewah biasanya menambahkan 10 persen service charge pada tagihan. Di tempat makan kelas menengah, Rp5.000 saja sudah cukup, jika layanannya bagus tambahkan lagi secukupnya. Porter: bayarkan seribu rupiah untuk setiap koper. Taksi: banyak sopir taksi membulatkan ke atas sampai Rp 5.000 dari jumlah yang tertera di meteran. Ada sopir yang mengaku tidak punya uang kembalian, dan itu nilai bisa mengeruk kantong Anda lebih banyak. Jangan pernah mau bayar uang tambahan lebih dari Rp 5.000.

KUALA LUMPUR

Seperti Indonesia, pemberian tip di Malaysia lebih banyak karena pengaruh Barat. Sering ada tambahan 10 persen service charge pada tagihan makan atau kamar hotel. Restoran: jika Anda di restoran hotel, Anda diharapkan menambahkan 10 persen service charge atau jumlah lain yang pantas menurut Anda. Tetap di pedagang kaki lima Anda bahkan bisa menawar untuk semangkuk laksa yang akan dibeli, jadi tidak perlu lagi tip. Porter: di Hotel bintang lima, satu atau dua ringgit sudah cukup. Di tempat penginapan kelas bawah tidak usah peduli untuk memberi tip. Taksi: banyak taksi punya meteran, jadi Anda tinggal bulatkan saja ke atas. Untuk taksi yang tidak pakai meteran, silakan tawar-menawar terlebih dahulu.

BANGKOK
 
Sejumlah tempat di Bangkok mengharapkan tip namun ada juga yang tidak. Umumnya, semakin kebarat-baratan tempat itu, Anda semakin diharapkan untuk meniggalakan tip. Restoran: beberapa tempat makan kelas atas akan menambahkan 10 persen service charge pada tagihan. Jika tidak ada service charge pada tagiahan, para waiter akan sangat menghargai jika Anda memberi tambahan 10 persen. Jika Anda makan di restoran kelas bawah, tip tidak diperlukan. Porter: jika menginap di salah satu hotel bintang lima di Bangkok, Anda diharapkan memberi tip  kepada porter 20 sampai 50 bath Thailand, tergantung pada berapa banyak koper yang Anda punya. Taksi: taksi Bangkok umumnya punya meteran jadi tidak ada tawar-menawar soal tarif. Kebiasan setempat adalah membulatkan (menambahkan) tarif sampai sebesar lima bath. 

HONG KONG

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com