Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viagra untuk Otak

Kompas.com - 23/01/2008, 22:12 WIB

Sudah lama orang mencari ”obat kuat” buat otak. Belakangan di kalangan ilmu penyakit tua (Geriatrics) bermunculan temuan bahwa otak bisa dipelihara potensinya dengan mengonsumsi beberapa jenis zat berkhasiat alami, maupun obat kimiawi. Seperti apakah?

Sudah lazim kalau fungsi otak semakin susut dengan bertambahnya umur. Pak Wir. pada umurnya yang lewat 70 tahun sering mengeluh kalau ia jadi sangat pelupa. ”Apa saya sudah pikun, Dok?” ia bertanya. Tentu harus dijawab belum tentu begitu.

Kemampuan mengingat merupakan salah satu fungsi otak. Namun, lupa dan lupa bisa berarti dua. Mungkin cuma jenis lupa yang jamak pada usia lanjut (forgetfullness), atau bisa jadi betul sebuah kepikunan.

Tentu tidak semua orang berusia lanjut pasti pikun. Beberapa faktor penunjang berperan di sana. Faktor gen, misalnya, yang membuat jaringan otak sontak berubah jadi kisut seperti terjadi pada penyakit Alzheimer. Kasus penurunan fungsi otak lainnya boleh jadi lantaran otak tidak dijaga kebugarannya.

Normalnya, supaya tetap bugar, otak membutuhkan dua hal: aliran darah yang senantiasa lancar mengirimkan oksigen dan zat gizi. Untuk itu darah sendiri harus sehat, sel-selnya normal, dan cairan darahnya tidak mengental (tak beragregasi).

Kita tahu, aliran darah otak dipengaruhi juga oleh kekuatan jantung memompa darah, selain masih utuhnya pipa pembuluh darah otak. Menu harian bagus saja tanpa tekanan darah ke otak yang cukup, atau bila pipa pembuluh otak sudah tersumbat, tetap saja membuat otak kekurangan pasokan makan. Dalam hitungan menit, kekurangan pasokan oksigen ke otak membuat jaringan otak rusak dan mati, sehingga fungsi otak terganggu dan tidak lagi optimal.

Sebaliknya, pasokan darah ke otak cukup tetapi menu harian banyak kekurangan, sama-sama membuat sel otak tidak lagi bugar. Cara bernapas yang pendek, oksigen dalam udara yang kita hirup sudah tipis, banjirnya polusi udara, merupakan beberapa muasal yang bikin sel otak menjerit akibat sesak napas. Belum dihitung efek buruknya jika memilih menu harian yang minim jenis nutrisi buat makanan otak atau kekurangan zat pemasok bahan kimiawi penghubung antarsel otak (neurotransmitter).

Neurotransmitter
Kita sudah kenal hampir seratus jenis kimiawi neurotransmitter untuk sekian banyak fungsi otak. Kekurangan salah satu kimiawi penghubung antarsel otak ini berakibat fungsi otak terganggu. Setiap bagian fungsi otak diperankan oleh satu kimiawi vital ini.
 
Temuan baru-baru ini ihwal proses jatuh cinta pun, misalnya, kedapatan dipengaruhi oleh nuerotransmitter jenis dopamine. Ini sama dengan proses munculnya gangguan jiwa jenis obsesif-kompulsif (National Geographic, edisi Feberuari 2006).

Tahun 2000, ketika pemetaan otak (Human Brain Mapping) berhasil dibaca, ditemukan ada bagian otak (claustrum) yang diyakini sebagai pusat seks laki-laki (Brain G-Spot). Setiap kali laki-laki terangsang seks, claustrum otaknya jadi aktif, dan aliran darah ke sana meningkat. Temuan itu menjanjikan bakal terciptanya obat (kimiawi) yang mampu memicu bagian otak itu untuk bergiat, dan seks laki-laki lalu jadi bisa on terus.

Jauh sebelum itu, riset otak (setelah Presiden Bush menyatakan abad ke-20 sebagai Brain Age) juga menemukan pusat rasa takut, pusat kematian, pusat umur panjang di otak. Dengan temuan itu berarti ada harapan bioteknologi bakal mampu memanipulasi pusat-pusat di otak itu demi tujuan kesejahteraan umat manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com