Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eceng Gondok Ampuh Menyerap Limbah Industri

Kompas.com - 23/01/2008, 19:49 WIB

SURABAYA, RABU - Tanaman enceng gondok, mengkudu, dan beberapa tanaman lainnya terbukti mampu menjadi penyerap polutan dan limbah industri.

"Sebaiknya, industri menyiapkan kolam khusus air limbah, kemudian ditanami enceng gondok, sehingga zat-zat polutan yang membahayakan dapat terbebaskan secara alami," kata ahli sanitasi lingkungan dan fitoteknologi, Prof.Sarwoko Mangkoedihardjo, MScES, di Surabaya, Rabu (23/1).

Guru besar ke-62 ITS yang akan dikukuhkan bersama Prof Ir Joni Hermana MScES PhD sebagai guru besar ke-63 ITS pada 26 Januari 2008 itu mengatakan, masyarakat selama ini hanya mengandalkan teknologi untuk mengolah limbah, padahal alam juga bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Ada beberapa jenis tanaman yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membantu mengolah limbah, namun masyarakat dan pemerintah seringkali tidak sadar terhadap manfaat tanaman itu," kata ayah dua anak itu.

Padahal, kata suami Ny Marliani itu, tanaman seperti enceng gondok mampu menjadi penyerap polutan yang bagus, sehingga air yang dihasilkan dari kolam khusus yang ditanami enceng gondok itu tidak mencemari lingkungan.

"Untuk tanaman darat, tanaman mengkudu juga mampu menyerap polutan dengan baik, mulai dari daun sampai akarnya, karena itu kawasan industri sebaiknya lebih banyak ditanami mengkudu," kata pria kelahiran Purbalingga pada 24 Agustus 1954 itu.

Kampanyekan ABR

Sementara itu, Guru Besar Teknik Lingkungan lainnya di ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD sebagai ahli di bidang pengolahan air limbah tampak menyoroti banyaknya bangunan atau sistem sanitasi yang masih salah di masyarakat, terutama skala rumah tangga (RT).

"Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah mampu membuat sarana sanitasi, tapi karena kurang ada pengarahan yang tepat, sehingga sanitasi yang dibuat tetap saja menyebabkan pencemaran," katanya.

Menurut dekan FTSP ITS itu, pembuatan septic tank yang dibuat masyarakat selama ini memang cukup bagus tapi hanya individual, karena limbah yang tertampung di dalamnya tidak bisa lagi dimanfaatkan dengan baik oleh lingkungan sekitar.

"Saya menyarankan alternatif untuk pembuangan limbah skala lingkungan dengan menggunakan teknologi ABR (Anaerobic Buffled Reactor) yakni semacam septic tank bersama yang bersekat-sekat menjadi beberapa ruang untuk mengolah limbah," katanya.

Apa pun limbah dari sejumlah rumah tangga, katanya, akan diolah secara ABR untuk akhirnya menjadi air bersih, namun bukan air bersih yang dapat diminum, karena di dalamnya masih banyak mengandung bakteri.

"Kalau mau diminum harus ditambahkan biofilter pada tahapan akhir pengolahannya, diantaranya sabut kelapa, kerikil, ampas pembakaran, dan sebagainya seperti layaknya penyaringan air. Dengan demikian, semua limbah didaur ulang tanpa ada sisa," kata pria kelahiran Bandung pada 18 Juni 1960 itu.(ANT/WAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com