Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Kejut Hancurkan Batu Ginjal

Kompas.com - 11/01/2008, 00:10 WIB

PERUBAHAN gaya hidup dan pola makan diperkirakan menjadi pemicu utama meningkatnya kasus batu ginjal di Indonesia. Ada beberapa terapi untuk menghancurkan batu ginjal, satu di antaranya penggunaan gelombang kejut atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL).
 
Seperti halnya penyakit menahun lain, batu di ginjal sering tidak menimbulkan keluhan khas. Pegal atau linu di sekitar pinggang disertai berkemih kemerahan atau keluarnya batu atau butiran pasir bersama urin merupakan keluhan yang banyak dijumpai. 

Meski belum ada data resmi, diperkirakan di Indonesia gangguan ini cenderung meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan. Kenyataan ini diperparah oleh ketidaktahuan penderita. Maklum, keluhan ini sering tersamar atau dianggap pegal linu biasa akibat tarikan otot maupun penyempitan saraf tulang belakang. Padahal, nyeri pinggang akibat batu ginjal tidak berkaitan dengan gerakan tertentu, seperti mengangkat barang berat atau bekerja keras.

Dr. Bernard S. Tjandra, Sp.BU, dari RS Pluit Jakarta, menjelaskan keberadaan batu diketahui dari pencitraan melalui pemeriksaan ultrasonografi atau rontgen khusus untuk saluran kemih, yaitu intra venous pyelography (IVP). Dari pemeriksaan ini dapat diketahui lokasi, jumlah, ukuran batu, dan kondisi saluran kemih. Gambaran bendungan menandakan adanya ancaman gangguan fungsi ginjal, yang jika dibiarkan dapat menimbulkan kerusakan.

Tanpa Rawat Inap
Salah satu penentu derajat kerusakan ginjal adalah lamanya bendungan berlangsung. "Disarankan tidak menunda waktu untuk mengeluarkan batu tersebut. Satu hal yang perlu diperhatikan, jangan menganggap penyakit sudah sembuh jika keluhan nyeri atau pegal menghilang. Hal itu justru menandakan fungsi ginjal sudah buruk," ujarnya.

Saat ini ada berbagai penatalaksanaan untuk mengusir batu ginjal. Tindakan paling minimal adalah dengan alat pemecah batu dari luar atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL). 

"ESWL merupakan prosedur memecahkan batu ginjal atau batu ureter dari luar tubuh menggunakan gelombang kejut. Batu akan menjadi pecahan halus yang dapat keluar bersama air seni. Terapi ini tidak merusak jaringan tubuh di sekitarnya, apalagi menimbulkan luka, sehingga pasien tak perlu rawat inap, cukup diberi obat penghilang rasa nyeri atau bius lokal," tuturnya. 

Metode ini, ditegaskan Dr. Bernard, merupakan pilihan terbaik penatalaksanaan batu ginjal tanpa operasi. Cara lain yang konservatif memiliki keterbatasan karena hanya untuk batu saluran kemih yang berukuran lebih kecil dari 5 mm dan belum ada komplikasi. Selain itu, pasien juga dianjurkan minum banyak dan diberi obat pelancar kencing (diuretika).

ESWL generasi terbaru seperti yang ditawarkan RS Pluit, menggunakan teknologi Econith-3000 dari Madispec, memakai generator electro hydraulic (spark gap) yang memiliki akurasi tinggi. Lokalisasi batu dapat dilakukan dengan USG dan X-ray (fluoroscopy). 

Selain itu, alat ini memiliki bar pressure tinggi dengan focal zone (area tembak) yang lebih luas, sehingga mampu menghancurkan batu berukuran di bawah 2 cm atau jauh lebih besar dibanding cara konservatif.

Tak Cukup Sekali
Dr. Ali Suyono Purwito, Sp.BU, menambahkan bahwa ESWL sempat menjadi pilihan favorit di beberapa negara, padahal dalam penggunaannya tetap ada takaran tertentu. Di antaranya ada batasan penyinaran atau penembakan dengan gelombang kejut dan tidak bisa dilakukan dalam rentang waktu yang pendek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com